Belajar Kenal Wajah

Ternyata menarik sekali terus menerus belajar dari setiap fenomena yang terjadi dalam hiruk pikuk kehidupan kita sehari-hari.Salah satunya yaitu belajar tentang wajah.Ya,wajah.Karena wajah itu bukan sekedar persoalan bagaimana bentuk dan rupa saja,melainkan bagaimana pancaran yang tersemburat dari si pemilik wajah itu.

Saya merasa tergelitik untuk menulis tentang wajah,karena baru saja saya pulang dari kondangan.Lho,apa hubungannya wajah sama kondangan.??
Selain memberikan doa restu dan amplop-tentu saja,ada begitu banyak wajah yang saya jumpai di sana.Hampir semua orang,tuan rumah dan tamu undangan menampakkan wajah yang berseri-seri dan bahagia.Terutama kedua mempelai yang notabene pengantin baru,dan terutama lagi sang mempelai pria lebih berseri-seri wajahnya karena akan segera menikmati indahnya malam pertama dan ber…..(selanjutnya terserah Anda…! Hehe..).Jangan membayangkan yang aneh-aneh lho ya…khususnya yang masih single alias jomblo.
Ada juga yang wajahnya kelihatan ‘agak sedih’ mungkin mau kondangan harus ngutang dulu . Hussss..h..!! (Contohnya yang nulis.hehe..!)

Sebenarnya bukan hanya saat kondangan atau acara tertentu saja kita bisa menjumpai banyak wajah.Setiap hari kita juga bertemu aneka wajah yang berbeda.Ya,karena tentu saja setiap orang pasti punya wajah,kan?? Wajah istri,suami,anak,teman sekantor,teman sekolah,atasan,tetangga,orang di perjalanan,dan sebagainya.
Dari sekian banyak wajah yang kita jumpai,selain struktur rautnya yang berbeda,ternyata dampaknya juga berbeda-beda pula bagi kita saat memandangnya.
Ada yang menentramkan,ada yang menggelikan,ada yang menyenangkan,dan ada juga yang menakutkan.
Lho,kok menakutkan ?(maaf,bukan maksud meremehkan).Tentu saja bukan karena bentuk hidungnya atau bagian wajah lainnya yang barangkali dianggap kurang sempurna versi pandangan manusia.Ada yang sorot matanya tajam menghujam,tapi menentramkan orang yang memandang.Ada juga yang hidungnya mungil tapi saat memandangnya hati serasa disiram air dingin yang menyejukkan.Ada pula yang wajahnya hitam tapi penuh wibawa.

Kalau hari ini kita menjumpai wajah yang menentramkan,menyejukkan hati alangkah baiknya mencari tahu kok bisa ya punya wajah seperti itu..?? Senyumannya begitu tulus,rona wajahnya seperti ingin membahagiakan siapa saja yang dipandang dan memandanginya. Tanpa diminta pun kita akan menaruh hormat kepada mereka yang memiliki wajah seperti disebutkan.
Apalah artinya wajah tampan atau cantik kalau senyumannya sinis,tutur katanya ketus,raut mukanya selalu memancarkan kesombongan,sorot matanya bengis dan melecehkan.Sama sekali tidak menyenangkan,bukan?
Tujuan kita belajar mengenali wajah bukanlah untuk meremehkan dan melecehkan orang lain apalagi menghina.Akan tetapi agar kita tahu apakah wajah yang teduh menentramkan,menyejukkan hati orang yang memandangnya sudah menjadi bagian dari wajah kita atau belum.? Dengan kata lain,meneliti/mengenali wajah itu agar kita mengambil teladan yang baik.
Jadi,tidak ada salahnya setelah membaca tulisan ini,Anda bercermin meneliti wajah dan tanyalah raut seperti apa yang kita miliki ini ??
Seperti apa pun ‘desain wajah’ kita sudah sepatutnya disyukuri.
Yang memiliki wajah dengan desain bibir agak berat ke bawah kadang disangka kurang ramah dan senyumannya sinis,berusaha supaya lebih ramah lagi.
Yang senyuman sudah ada tinggal ditingkatkan lagi supaya lebih ikhlas.
Senyuman bukan hanya sekedar urusan ujung bibir saja.Tetapi,bagaimana senyuman itu bisa membuat orang bahagia.Sebab tidak sedikit orang mudah dan murah senyum,bukannya membahagiakan malah seolah menghina.

Tidak jarang pula kita melihat dan mungkin mempraktekkannya-kurang memberi perhatian pada lawan bicara.Ada orang menyapa malah asyik membaca koran atau memainkan handphone sambil SMS-an misalnya.Kadang kita masih sering separuh mata dan kurang mengutamakan terhadap orang lain di hadapan kita.Padahal,bagaimana cara kita bertutur kata,cara kita memberi perhatian,dan cara kita memandang akan memberi daya sentuh dan daya pancar dari apa yang kita disebut ‘wajah’.

Diakhir tulisan sekenanya saya kutipkan syair untuk kita renungkan :

“aku tahu…. engkau tahu…burung pun tahu…wajaH ini memang bukanlah wajaN.
He.he….:)
*Quote : Mari kita jaga dan kenali wajah baik-baik agar tidak berubah menjadi wajan……
(^_^)

27 responses

  1. Raut wajah saya masih normal koq mas, bisa senyuum dan bisa mringiiis. 🙂

    Suka

    1. syukur kalau begitu…
      yang penting ada temannya..jangan senyum2 sendiri…
      Hehe…

      Suka

  2. bercermin dulu ah

    Suka

  3. wajah kok wajan 😀

    Suka

  4. Hahahhaa ngakak, wajah and wajan?
    Wajan pantat item gak? Abis posting soal belanja sayur jadi baca ini yang kebayang wajan buat masak 😀 maafkan ya

    Suka

    1. Awass..ada wajan.!
      ngakaknya jangan sambil merem lho ya..

      Suka

  5. Wajahku hanya yang berhak boleh memandang..hehe ga nyambung ya 😛

    Suka

    1. nyambung kok..!!

      Suka

  6. “wajah dengan desain bibir agak berat ke bawah kadang disangka kurang ramah dan senyumannya sinis”
    ada contoh gambarnya gak mas,, biar ntar dibandingin sama yang dikaca,,soalnya aku sering dibilang kurang ramah..padahal rasanya udah senyuum pepsodent
    :mrgreen:

    Suka

    1. hehe..
      gambarnya udah diwakili sama yang ‘dikaca’..
      berarti senyumannya harus diganti merk,Sri..
      Ditambah sedikit ‘ENZYM’nya Deddy Mizwar dan perlu lebih ‘CLOSE UP’ lagi mungkin..
      hehe..

      Suka

  7. harus wajan ya?????

    Suka

    1. sama periuknya juga mbak..

      Suka

      1. nasib si pancii???

        Suka

      2. suwe-suwe dodolan alat dapur yo…
        Hehe..

        Suka

      3. kalo di kalimantan ada tukang tambal panci keliling ndak?

        Suka

      4. alhamdulillah,setiap ada panci bocor langsung ‘hilang’,mbak..

        Suka

      5. kalo gitu nanti saya kirimin stiker buat nembel panci bocor

        Suka

      6. matur nuwun,mbak..
        bukannya menolak tapi lha wong pancinya udah pada ‘hilang’ tak ijolke tukon uyah neng tulang rongsok eee….

        Suka

      7. hahahahaha,..ngerti tukang rosngsok juga to????

        (baca dengan nada terkagum-kagum)

        Suka

  8. aku dhewe yo nembe ngarang-2 mbak..haha..
    ben ojo kuping thok sing disebut kuping wajan,ndak meri…
    hahaha…
    *

    Suka

  9. mengenal wajah jadi inget bentuknya ya, ada yg kotak, persegi, lonjong 😛

    endingnya kok wajan sih ? 😀

    Suka

    1. hehe.endingnya nggak bagus ya.mbak..
      buat ngingetin, mbak..
      biar kita nggak termasuk orang yang punya ‘wajah kuali/wajan’ alias ora duwe isin..

      Suka

      1. aku malah lagek ngerti ora nduwe isin iku podo karo wajan 😛

        Suka

    1. hehehe..
      psikolog gadungan..

      *maaf baru balas komennya,soalnya komentar agan ‘njegur’ ke spam..

      Suka

Tinggalkan komentar