A67.Panggilan Suci

Subhanallah,pada hari ini 9 Zulhijjah,jutaan manusia dari berbagai penjuru dunia berkumpul di padang Arafah dalam rangkaian inti ibadah haji.Jutaan manusia yang sedang memenuhi panggilan suci Allah guna menyempurnakan rukun Islam yang kelima,yaitu melaksanakan ibadah haji.Bersama-sama mereka mengagungkan asma Allah :
“Labbaik Allahumma labbaik,labbaika lasyarikalaka labbaik,innal hamda wanni’mata laka wal mulka,Lasyarikalak,”
(Aku datang memenuhi panggilan-Mu ya Allah,aku datang memenuhi panggilan-Mu.Sesungguhnya segala puji dan kebesaran adalah untuk-Mu semata,segenap kerajaan untuk-Mu,tiada sekutu bagi-Mu.)

Sungguh bahagia umat Islam yang mampu memenuhi panggilan Allah ini.Dengan niat menyempurnakan rukun Islam yang lima,mereka datang mengharap ridho Allah,menyambut seruan Allah dengan gema talbiyah,tahmid,dan takbir.
Berkumpulnya umat Islam dari seluruh penjuru dunia di Tanah Haram merupakan suatu bukti ajaran persatuan dalam Islam,dengan berbagai adat istiadat dan suku serta budaya mereka berkumpul serentak memenuhi panggilan Allah,bersimpuh dan bersujud dihadapan-Nya.Allahu Akbar.

Haji adalah ibadah yang sangat berat.Selain niat dan keikhlasan,haji memerlukan harta yang tidk sedikit,tenaga serta fisik yang kuat juga harus meninggalkan keluarga beserta harta benda miliknya.Ibadah haji membutuhkan kesiapan mental dan spiritual.Haji adalah sebuah perjalanan memenuhi panggilan suci,bukan perjalanan wisata untuk melihat megahnya Masjidil Haram dengan lantai marmernya yang licin serta lampu-lampunya yang juga tak kalah indah.Pada hakikatnya yang dikunjungi bukanlah “rumah”nya melainkan Sang Empunya rumah.Bukan pula sekedar bertujuan agar dapat mencium “hajar aswad” atau “si batu hitam” belaka,namun mendekati Sang Empunya alam semesta,Allah Azza wa Jalla.

Wukuf di Arafah menjadi lambang keberrsamaan,dengn pakaian sederhana,putih tanpa jahitan,seluruh jamaah haji tanpa pandang ras,pangkat,jabatan,atau apapun semua berkumpul mengagungkan Asma Allah.Ditempat yang sama mereka wukuf,thawaf,sai,jumrah dalam suasana senasib dan sperjuangan.Masing-masing meluruskan niat hanya kepada Allah.Membersihkan jiwa dan fikiran dan setelah kembali ke negeri masing-masing membawa oleh-oleh rasa persatuan yang kokoh dan kemabruran.

Sa’i;berlari kecil antara bukit Safa dan bukit Marwah,merupakan upaya meraih kesucian (shafa) dan pemeliharaan diri (muru’ah).Mereka yang mendaki bukit Marwah tanpa dapat melihat kebenaran yang tersembunyi ini tidak mendapat apa apa dari ritual ini.

Tidak semua umat Islam dapat dengan mudah melakukan ibadah haji memenuhi panggilan suci,konon seringkali tidak disangka-sangka.Saya pernah baca dan mendengar berita ada orang pergi haji yang seperti itu,ada juga menunaikan ibadah haji dari uang jerih payah menjadi tukang becak,tukang cukur,atau menabung puluhan tahun.Ada pula yang berangkat haji atas biaya dinas alias haji abidin.Biasanya dari kalangan pejabat pemerintahan.(Wah! uenak tenan ya berangkat haji gratis..)

Semoga saudara-saudara kita kaum muslimin yang sedang menunaikn ibadah haji dapat menemukan kebenaran (mabrur) dan setelah pulang ke kampung masing-masing diwujudkan dalam sikap dan tingkah laku sehari-hari.Mabrur atau tidaknya haji adalah ketika yang bersangkutan mampu meningkatkan kualitas amal saleh,kedermawanan,kerendahan hati,dan akhlak mulia lainnya sekembalinya dari berhaji merupakan isyarat dari kemabruran haji seseorang.

Sahabat-sahabat SukananyA,pernah tidak terbayang dalam pikiran kalian,”Kapan yuk kita menunaikan ibadah haji bareng-bareng ??”
Dalam hati sama-sama kita niatkan,”Aku akan memenuhi panggillan suci-Mu ya Allah”
Atau barangkali ada diantara sahabat yang tahun depan berencana menunaikan ibadah haji ? Semoga terkabul keinginannya.
Salam…

5 responses

  1. Aamiin 🙂

    Suka

  2. mengumpulkan azzam untuk bisa memenuhi panggilan Allah

    Suka

  3. ingin sekali rasanya menginjakkan kaki ke tanah suci.

    kapan ya..??

    Suka

    1. semoga lekas tercapai ya,,mudah2an tahun depan.

      Suka

Tinggalkan komentar