Apakah Kita (bisa disebut) Berteman..?

Alhamdulillah, sampai hari ini masih diberi kesempatan oleh Allah untuk menikmati nikmat sehat dan nikmat sempat. Semoga Rahmat dan Karunia Allah juga senantiasa dilimpahkan kepada teman – teman blogger dan pengunjung blog sederhana ini.

Sambil masih terus mencari gaya menulis dan pendekatan yang paling cocok buat blog ini, buat penulis, dan buat pengunjung tentunya, pada postingan kali ini terlintas ide untuk menuliskan tentang teman dan pertemanan yang terjalin melalui dunia maya ( lewat blog khususnya). Baik teman yang mengenal saya (di dunia nyata), yang setengah kenal, maupun yang belum/tidak mengenal sama sekali dengan saya.

Mudah – mudahan Anda setuju dan sepakat bahwa realitasnya, di dunia mayantara (lewat blog), saya dan sobat blogger semua sepakat untuk mengklaim dan ingin memperlakukan siapa saja yang mengunjungi blog yang kita kelola sebagai teman. Deal…?
Sesama pengguna blog (blogger) tak jarang kita saling berkunjung ( yang biasanya diistilahkan Blogwalk /BW, saling meninggalkan komentar, atau saling follow blog.
Dengan blog kita dapat menjalin dan memperluas hubungan teman/kenalan hingga dapat membentuk suatu komunitas yang besar.

Hebatnya manusia selalu melingkupi dinamika kehidupannya dengan apa yang dinamakan norma dan etika, yang senyatanya adalah baju terindah dari martabat dan harga diri. Begitu juga pengguna blog (blogger),r diantara kita saling bertanya dan bertegur sapa, “Apa kabar, sob..?” atau dengan ungkapan lain yang lumrahnya menunjukkan sebuah keakraban. Entah di awal postingan di blog atau pada saat meninggalkan jejak melalui komentar di blog yang dikunjungi.
Sesekali komentar – komentar kita juga diselingi obrolan berisi candaan…dan tidak selalu fokus pada memberi tanggapan atas postingan di blog teman yang kita kunjungi tersebut.

Saya menyimak dan membaca kembali komen – komen lama di blog sendiri dan beberapa blog yang pernah dikunjungi,  ternyata menyenangkan dan mengasyikkan juga. Membaca komen – komen rekan – rekan blogger lain yang sebenarnya tidak saya kenal. Ada yang menanggapi serius, ada juga yang bikin ngakak..
hahaahaa…

Terkadang justru dengan orang yang dianggap tidak kita kenal nyatanya lebih mengasyikkan dan tidak menimbulkan masalah. Lebih enjoy. Kita bertemu dan kenal di dunia maya, asal bisa saling jaga dan saling mengerti bahwa sebenarnya di balik akun yang melanglang itu ada penunggu setianya. Lalu entah siapa yang memulai, dari bertegur sapa  penuh keakraban masing – masing mengklaim mereka yang kita temui dan lantas (merasa) kenal atau (merasa setengah) kenal adalah bagian dari sisi hidup lain yang disebut teman. Mungkin ada kesepakatan bersama tidak tertulis : sesama penghuni dunia maya tanpa memandang status sosial apa pun adalah teman.
Sekali lagi, mungkin…….!

Begitulah semestinya, secara bijak dan proporsial kita bisa mengambil kemanfaatan atas sebuah fenomena. Semua kembali kepada diri kita masing – masing. Perkembangan teknologi internet dan informatika yang semakin pesat memudahkan kita untuk saling terhubung dengan siapa pun dari seluruh penjuru dunia. Saling berbagi pengalaman, cerita, dan informasi dapat dengan mudah dilakukan hanya dengan satu sentuhan jari melalui media sosial, google+, microblog maupun blog.
Saling memberi panduan – panduan pengetahuan sesuai dengan kapasitas dan kemampuan masing – masing.

Cukup sampai di sini dulu, kalau diteruskan bisa panjang..lagian sudah mendekati pukul 00.00 WIB, batas waktu/deadline dari Tantangan 100 Hari Menulis, saya lanjutkan pada postingan berikutnya di D15.

met malam.

12 responses

  1. Kalo buat saya saling berkunjung blog sudah bisa disebut berteman Kang. Hehehe

    Suka

    1. berarti kita teman dong dech ah..
      enaknya dunia maya ya begitu, siapa saja bisa langsung jadi teman..

      Suka

  2. Kalau di dunia maya bisa guyon atau ngakak ya, padahal baru saling kenal

    Suka

    1. yo kuwi enaknya dunia maya, nggak perlu ngandelin drajat dan pangkat..lha wong pangkat Kuljen (kuli jendral) kayak saya aja bisa dengan sok akrabnya guyonan dengan siapa pun.. kabeh iso dadi konco ora ketang sesuk’e podo ngilang..hahaa

      Suka

  3. oooo… ini ikutan tantangan menulis tiap hari 100 kata itu ya? ck ck ck keyen keyen…

    Suka

    1. bukan,non…tantangan pribadi aja, sekedar memberi motivasi biar semangat belajar menulis di blog, malah nggak tahu kalau ada tantangan menulis 100 kata per hari, yg saya buat agak beda,selama 100 hari menulis, satu hari satu postingan.. berani coba..???

      Suka

  4. […] masih diberi nikmat sehat dan nikmat sempat sehingga bisa membuka blog dan melanjutkan postingan sebelumnya yang saya anggap belum selesai karena terbentur waktu deadline Tantangan 100 hari menulis ( di blog […]

    Suka

  5. kalau di dunia nyata bagaimana menurut mbak El..?

    Suka

  6. memang gampang sptnya berteman di dumay ya kang, walau awet atau enggaknya tetep waktu yg akan membuktikan

    Suka

    1. kalau di dunia nyata bagaimana menurut mbak El..?

      Suka

      1. di Dunia nyata agak beda ya kang, nggak sdkt yg Cuma mandnag luarnya saja baru mau berteman, tapi awet apa enggaknya sama spt di dumay hanya wkt yg bis amembuktikan, setuju nggak ? 🙂

        Suka

      2. kalau saya lebih memandangnya dari sudut niat mbak. kalau niat kita tetap terjaga agar bisa terus menjalin pertemanan, tidak tertutup kemungkinan akan terus berteman sampai kapanpun.. sekali waktu ada juga keterpisahan,tapi bukan berarti pertemanan terputus kan..?

        Suka

Tinggalkan komentar