Antara Sintang dan Jerman

Teruntuk : Dinda Ely

Dua tahun telah berlalu, rasanya baru kemarin terakhir kita bertemu. Waktu begitu cepatnya berlalu ya…dan tak pernah kita menyadarinya tahu – tahu sudah sekian tahun terlewatkan.
Oh iya, aku lupa belum menanyakan keadaanmu. Aku berharap kamu baik – baik saja di sana. Aku doakan semoga Allah selalu berkenan meningkatkan kasih sayang – Nya untuk dirimu, kebahagian dan ridho- Nya senantiasa menyelimuti hari – harimu. Aamiin.

Kamu masih ingat ketika dulu pertama kali kita bertemu..? Ah, aku sudah lupa bagaimana mimik wajahmu ketika itu. Hanya beberapa penggal saja cerita tentang kita yang masih ku ingat. itupun samar – samar entah hanya khayalan liarku saja.

Kadang aku tersenyum seorang diri saat teringat kembali keluguan dan kedunguan yang pernah ku lakukan saat itu. Mungkin kamu mentertawakanku, tapi bagiku tak mengapa. Asalkan daku bisa mengenalmu, itu adalah anugerah terindah dalam hidup yang belum pernah ku alami sebelumnya.

Sepasang sorot mata tajam penuh keriangan mengiringi langkahmu setiap kali ku mengajakmu mengayuh sepeda,Β  bersama angin yang berhembus lembut, tetes embun yang membasahi dedaunan, dan bunga bunga liar mekar bersemi… Serta merta pandanganmu berbinar saat ku bisikkan…
“Sayaang, lihatlah dan perhatikan gunung gunung yang gagah nan tinggi menjulang itu, sungai yang mengalir, rumput ilalang dan rumpun padi dihamparan sawah, deburan ombak, bukit bukit yang menghijau, hirup semesra mesranya udara pegunungan yang sejuk dan dengarkanlah nyanyian alam yang diwakili hembusan angin dan kicauan burung burung… sangat indah kan sayaaang……”

Ketika sejarah hidup adalah tentang perjalanan kisah cinta kasih, maka tentangmu, adalah prasasti abadi dari kesuritauladanan paling asazi atas setiap jejak dan langkah cintaku,
Betapa aku menyimpannya dalam dalam dengan sehebat hebatnya keberanian, jauh lebih hebat dari keberanian sang Dewa Kegelapan menyelimuti semesta malam..
Sungguh, aku sangat mencintaimu,..

image

isshh....so sweet.! ngonthel nganti kaken ninen..

Antara Sintang dan Jerman…cinta semakin dalam…

Suit..suiitttt….!!
Kayaknya perlu diklarifikasi …
Tulisan ini hanyalah tulisan tanpo waton belaka, apabila ada kesamaan nama tokoh, tempat, peristiwa atau kejadian merupakan faktor kesengajaan saja… e eh..bukan kesengajaan ding, tapi kesalahan teknis …hihihihi..

**WEeh,ndahne atine Ely berbunga – bunga dan mimik wajahnya merah merona tersipyuh malu – malu kalau saja tulisan ini daku kirimkan via email…mesti njur ngguling – ngguling karo mesam – mesem dewe. hahaaa..

Suwer…iki ming upamane Ely ning Jerman terus “Si Mata Biru” Meyer lagi sakwetoro manggon ning Sintang kirim layang kangen ..

29 responses

  1. Emang Sintang disebelah mananya Jerman xi xi xi xi

    Suka

    1. dari sintang terus aja ke arah barat, kalau mbecak 4 tahun pasti nyampe..xixixxiii

      Suka

      1. Sampe mana? sampe gempor apa sampe mampus?

        Suka

      2. pastinya gempor dulu, itu jika beruntung…
        kalau apes ya gempor terus mampus..xixixi..

        Suka

  2. Haiish… Tulisan kuwi marak no ati makjleb wae.. :mrgreen: trus suroboyo sintang kapan kang?

    Suka

    1. hahaaa…ngiri ya..??
      untuk Diajeng Asmie nanti kangmas buatkan khusus versi kisahnya Rama dan Sinta, dari mulai ketemu Sinta hingga jadi tukang tambal ban di Suromadu..haaaahhaa

      Suka

      1. kangmas, asmie kie wis ngendon nang suromadu dari tukang tambal ban, gara gara njenengan, hayooo tanggung jawab o…

        Suka

      2. sabar yo sayaangg… nanti aku doakan supaya Tuhan mengirimkan seseorang yang akan menjemputmu..

        nek dalam legenda Ramayana, Shinta menolak ketika dijemput utk dibawa pulanh oleh Hanoman, maka dirimu akan lebih baik lagi, karena yang akan menjemputmu adalah SATPOLL PP…hehee

        Suka

  3. seperti ini lho kang contohnya pas aku nulis bareng dgn kawan Blogger lainnya http://duniaely.com/category/antara-indonesia-jerman/

    Suka

    1. iyo,mbak..
      daku sudah pernah baca juga postingannya, salh satunya ttg bakso.

      Suka

  4. hahhaha ….. ngakak aku kang baca postingan ini, hrsnya judulnya Antara Kudus dan Jerman πŸ˜€

    terus fotonya itu lho hihihi … di sini nggak biasa kang org boncengan sepedanya, jd ngepit dewe dewe deh πŸ˜€

    btw, maturnuwun linknya ya kang, hrsnya mah kl nulis bareng ya nerbitinnya pd hari dan jam yg sama kang, lha ini kamu sdh nerbitin duluan ya namanya nulis ndhisikan hihihihi πŸ˜›

    Suka

    1. hahahaa… selak ora sabar, dadi daku nulis ndisikkan..

      anggap saja ini hadiah dan tanda persahabatan, walaupun sekian lama berteman di dunia maya dn blum saling kenal sebelumnya. ..

      tulisan ini sekaligus (anggap saja) sebagai doa saya untuk mbak El, supaya keluarganya semakin bahagia, tetap bersama sampai tua seperti legenda Mimi lan Mintuno..ngonthele yo nganti koyo ning foto kui..hihihhi..

      Suka

      1. Amiin, maturnuwun ngiih kang πŸ™‚

        do’a yang sama buat kamu dan nyonya di sana ya kang, naik sepeda jugakah ? atau montor ? πŸ˜›

        Suka

  5. ah…. itu foto ilustarsinya…. romantis… cinta sejati πŸ˜€

    Suka

    1. terbayang nggak bisa kayak mereka..?
      hihi…

      Suka

  6. wow…jaman socmed gini jauh dimata jadi dekat di mata ya πŸ™‚

    Suka

    1. halloooo..ibu. apa kabar..?
      njenengan sudah sepuh, nggak usah bilang WOW..! hehee.. cukup bilang..aku bangga padamu,Nak..! hahaa

      saya doakan semoga keluarga Ibu juga langgeng dan bahagia selamanya hingga kakek nenek kayak mereka.. adem ayem sehat selalu, bisa ngeblog terus sambil momong cucu …

      Suka

    1. ngopooooo…..Dannnn….!?????

      gemes gemes gimana gitu ya baca postingan daku yang keyen banget ini…haaahahaa..

      pernah nggak terpikir tentang bahasa kasih abadi dengan si mamahnya anak2 ..? hihiks.

      Suka

  7. WOW, longdistance… πŸ˜‰

    Suka

    1. kenapa, Bro..??
      ucapan WOW-nya kok kayaknya mengindikasikan kegelisahan…hahaa..

      Suka

      1. wakkakak….pernah gagal dalam hubungan ini πŸ˜‰

        Suka

      2. jujurmu itu lho…?? ketok’e kok ya pasrah banget.. hihiks.

        keterpisahan itu hanya jeda sejenak ttg keberadaan saja utk belajar mngerti dan memahami agar tetap saling merindukan dan saling mencintai..tp kalau akhirnya ada pihak yg memutuskan secara sepihak, artinya dia telah mengerti dan memahami bahwa rindu dan setianya mending dikasihkan sama orang lain drpada sama sampeyan…hahahaaa

        Suka

      3. Hahaha, sepertinya memang begitu adanya πŸ˜‰

        Suka

      4. trus jungkir2, salto salto sambil ngoker2 pawuhan….haahhahaa..

        Suka

  8. Romantic uy… gambarnya (y) cinta sejati

    Suka

    1. saya lebih senang menyebutnya sebagai cinta (tanpa sejati).. sepertinya kata ‘sejati’ hanya mengurangi pemaknaan akan cinta itu sendiri. Tanpa komitmen utk tetap menjaga perasaan cinta dan kerelaan untuk tetap mencintai ,maka kesejatian akan cinta hanya sebatas wacana ..
      eh..duka ah.. abdi mah teu ngarti..

      Suka

      1. tiap orang berbeda mengartikan kata ” CINTA ” pami saur abdi mah cinta itu SEDERHANA. nah, sekarang tergantung mengartikan kata sederhana itu. hehehehehehehehe

        Suka

      2. sederhana tp susah diterjemahkan..hahaaaaa

        Suka

Tinggalkan komentar