Ngoengoen

image

mikir opo Kang...?? Utang yaaaa...

di sataoe djaoeh malam jang sepi awan bergoempal goempal di barat laloe ke arah timoer
sekejap mendoeng poen mejingkir kian mendjaoeh
sebeloem menipis dan remboelan moelai memantjarkan sinarja
tjahaja samar menemboesi mega mega jang djengah berarak
sebentar tertoetoep mega jang tebal
sebentar mentjorong dengan leloeasa

bentangan tjakrawala moelai menjembunjikan kedjelitaanja
begitoe soenji
soeara desah serangga poen sepertinja lenjap sengadja diam membisoe
akoe poen ngoengoen…..
kenangan padamoe sebagi dingin boelan perak
melambai-lambai dari kedjaoehan
menjibak hari-hari djingga jang terlewatkan
pada satoe sendja di Parangtritis
rasanja baroe kemaren senjoemmoe berlaloe….

14 responses

  1. Kangelan macane kang 😛

    Suka

    1. aku yo kangelan nulise kok..hehee…

      Suka

  2. Rasanya kembali kejaman dulu. yah meskipun saya belum lahir saat itu 🙂

    Suka

    1. sama,Mas.Saya juga belum lahir jamannya ejaan ini.

      Suka

  3. harusnya sekedjap bukan sekejap hehehe

    Suka

    1. hehee…betoel ..betoel..betoel..!! haroesnja memang sekedjap bukan sekejap, ..
      wah, terima kasih ja oentoek koreksinja..

      matoer noewoen soedah berkenan mampir kemari..
      salam hangat dari Sintang..

      Suka

  4. Assalaamu’alaikum wr.wb, mas Zainal….

    Saya cuba membaca bait rangkai kata di atas. Bahasa itu apa ya. Apakah ini Bahasa Melayu Acheh ? Saya dapat menangkapnya dengan perlahan-lahan melalui bunyinya. Saya pernah membaca kitab lama yang juga mempunyai tulisan seperti di atas.

    Malam selalu membawa banyak kenangan untuk mengimbau masa lalu yang terjerat dalam ingatan untuk terus menjadikan nostalgial itu kekal di mana-mana.

    Salam sejahtera dari Sarikei, Sarawak. 🙂

    Suka

    1. Waalaikum salam warahmatullah wb…Mbak Siti.

      tulisan kali ini sengaja saya menggunakan ejaan lama,Mbak.
      oe=u, dj=j, j=y,tj=c…dst..

      Menjadikan setiap kenangan pantas untuk selalu dikenang tergantung bagaimana setiap pribadi memaknainya ya,Mbak. Dan saya selalu berusaha utk memaknainya sebagai sebuah pelajaran bahwa kenangan,apa pun bentuknya tetaplah bagian dari hidup yg tak seharusnya dilupakan begitu saja..Toh,ada kalanya dari kenangan itu ada setitik noda manis yang menjadi bekal dalam menempuh hidup selanjutnya..
      Tetapi,tentu saja setiap orang berhak dalam olah rasa dan olah pikir untk memaknai setiap kenangan dlm hidupnya..

      Suka

  5. sekelebat kenangan di masa silam yang sesaat hadir menyapa diri. nikmatilah sebelum dia berlalu seiring berjalannya waktu

    Suka

    1. sebenarnya tulisan ini hanya ungkapan sederhana saja,Mas. bukan sekedar mengenang tapi lebih kepada bagaimana kita menimbulkan kembali sisi afektif kita, yang dulu indah semestinya sekarang tetap indah.. menjaganya ttp indah dan melahirkannya kembali dalam balutan rasa baru sebuah persahabatan itu yg sulit..apalagi jk masing2 sdah berkeluarga.tidak sedikit loh yang dulunya mesra,romantis abeeessss waktu mash ‘dekat’, bareng bubaran malah ra tahu aruh-aruh babar blas,

      Suka

      1. ya, memang perlu kebesaran jiwa dan keikhlasan hati untuk tetap bisa bersahabat meski masing2 sudah berkeluarga…

        Suka

      2. dan selalu dihadapkan pada pilihan-pilihan sulit, antara dendam kesumat asmara dan keinginan utk “bisa bersama” lagi..hihiks..

        Suka

  6. Lek ora diwenehi emprutz di akhir serasa baca bukunya Pramoedya Ananta Toer dan membayangkan jaman sebelum kemerdekaan Kang. Bagus. 😀

    Suka

    1. hahahahaa….saya menjadi tersanjung, langsung me-mekrok hidung ini ..
      senyatanya kita tidak akan pernah bisa melupakan sesworang yg pernah hadir dalam hidup kita, dengan masing-masing ilmu pengetahuan tentunya kenangan2 itu merupakan pengalaman utk menjalani masa depan selanjutnya…
      tp setiap orang jg memiliki olah nalar dan olah rasa yg berbeda beda menanggapi kenangannya,itu hak masing2,
      selebihnya yo ming empruuutttt kuwi mau..hahaaa

      Suka

Tinggalkan komentar