Monthly Archives: Februari, 2014

Ngeless

Angin berhembus lembut. Burung – burung kenari berkicau merdu. Butir – butir embun jatuh berguguran membasahi dedaunan. Bunga – bunga liar  indah bersemi.

Ken Dedes dan Ken Arok  sedang duduk berdua di taman istana keputren.

“Kakang, sepertinya pagi ini engkau tampak gelisah. Apa yang sedang melanda pikiranmu, Kakang.? Sampai – sampai 34 kali panggilanku tidak engkau jawab. Apa handphonemu rusak, Kakang..?”

“Ouh, tidak ada apa – apa, Ken Dedes. Maafkan aku tidak sempat menjawab telepon darimu..Banyak urusan yang harus aku kerjakan. Aku juga lupa mengirimkan SMS padamu…” Ken Arok sedikit gagap menjawab pertanyaan Ken Dedes.

” Kakang Ken Arok, aku tahu ada sesuatu yang kau sembunyikan dariku. Aku bisa merasakannya. Katakanlah padaku apa yang sedang melanda jiwamu, Kakang…”

Sejenak Ken Arok terdiam. Menghirup nafas dalam – dalam hingga ruas – ruas iga mengembang. Lalu berkata.
” Ken Dedes, kau tahu aku sangat mencintaimu. Aku tidak ingin kehilangan dirimu. Tetapi sepertinya titah kodrat tak menghendaki kita untuk hidup bersama dalam ikatan cinta tulus ini…”

” Aku juga mencintaimu Kakang Ken Arok. Tetapi…Kenapa engkau bisa berkata seperti itu, Kakang..?”

“Ketahuilah Ken Dedes.Aku baru saja membaca status Tunggul Ametung di fb-nya, dia menginginkan dirimu menjadi permaisurinya. Tunggul Ametung juga mengatakan akan menghabisi siapa pun yang menghalangi niatnya. Engkau pasti telah tahu bagaimana seorang Tunggul Ametung jika keinginannya tidak terpenuhi. Sebagai Adipati yang berkuasa dia bisa saja mengerahkan seluruh prajurit untuk meluluhlantakkan musuh – musuhnya….”

” Demi kehormatan cintamu, Kakang, kenapa engkau yang selama ini di mataku adalah lelaki gagah berani tiba – tiba menjadi seorang penakut. Apakah Tunggul Ametung mengancam dirimu Kakang…?”

“Ken Dedes, sedikit pun aku tak gentar menghadapi segala rintangan apa pun. Apalah artinya ancaman seorang Tunggul Ametung bagiku. Sekalipun leherku terpenggal aku rela berkorban demi ketulusan cinta ini..”

“Ah, aku sungguh sangat tentram mendengarnya,Kakang. Aku berharap semua yang kau katakan bukan sekedar pemanis bibir dan rayuan gombal belaka…”

Kedua insan yang sedang dilanda cinta itu pun terdiam dan saling berpandangan. Hanya sorot mata penuh kerinduan yang memancar. Perlahan keduanya saling mendekatkan wajah, ketika tiba – tiba….
“kring kringgg……”
Terdengar nada berdering di handphone Ken Arok. Sebuah SMS masuk. Ken Arok bermaksud mematikan handphone berharap tak ada nada dering apa pun yang mengganggu dan merusak suasana. Namun tiba – tiba dalam sekelebat Ken Dedes telah menyambar handphone tersebut dan dibacanya SMS yang baru masuk itu…

” Ini SMS siapa, Kakang. pake sayang – sayangan segala….Jawab, Kakang…?!”

“Anuu….Ken Dedes….nganuu….anuu….enggg…”
seketika wajah Ken Arok pucat pasi

“Hah…ona anu ona anu….masih mau #ngeless..hah.! Pantas 34 kali aku telpon kamu mailbox melulu….Rupanya ada yang lain di hatimu…Dasar gombal….!” Terimalah ini … Hoooy..jangan lari Ken Oli.. Hiyaaatt..ciyyatt..
ciyaaatttttt…bres.. bresss..!

Wakil Rakyat

Yang namanya wakil, fungsinya tentu menggantikan status dan peran pihak yang terwakilkan. Wakil bupati, fungsinya menggantikan status dan peran seorang bupati jika bupati berhalangan atau tidak dapat menjalankan tugas dan kewajibannya sebagaimana mestinya. Begitu juga wakil walikota, wakil menteri, hingga wakil presiden.
Ada lagi  wakil rakyat. Sudah tahu semua, kan, siapa yang dimaksud dengan wakil rakyat…? Itu lho, mereka yang katanya akan menjadi penyambung lidah rakyat dalam menyampaikan aspirasi dan akan memperjuangkannya demi kesejahteraan (dalam tanda kutip) bersama.

Sebagai rakyat  kadang saya heran, apa sebenarnya yang menarik ketika menjadi seorang wakil rakyat.? Yang lebih mengherankan lagi, hanya dengan bermodalkan foto/gambar yang terpajang di pinggir – pinggir jalan, di perempatan dan yang ditempelkan atau bergantungan di pohon – pohon, tidak lupa mencantumkan aneka gelar, terus minta dicoblos, kok ya rakyat dengan suka rela bersedia diwakili oleh mereka.?? Tapi saya juga yakin, para calon wakil rakyat itu adalah orang -orang yang hebat. Walaupun sejujurnya, sebagai rakyat saya juga belum merasa terwakili oleh siapa pun. Lha,  buktinya…? Punya wakil ya nguli nggak punya wakil ya tetep aja mburuh..……(°×°)

Setelah melakukan sedikit pengamatan secara tidak serius, ternyata rakyat memang seharusnya berterima kasih dan bersyukur memiliki wakil. Bagaimana tidak bersyukur, rakyat itu nggak perlu repot dan sibuk lagi..apa saja keinginannya sudah ada yang bersedia mewakili. Ingin punya mobil mewah : ada yang mewakili, mau makan dan nginap di hotel berbintang nan mewah ? sudah diwakili, mau punya rumah megah dan vila  mewah ? sudah ada yang mewakili, mau jalan – jalan ke luar negeri secara gratis ? juga sudah diwakili.. Rakyat tinggal ongkang – ongkang kaki di warung kopi atau duduk santai di depan tv sambil menanti cerita dari wakilnya. Tentunya, mereka juga akan dengan rela dan senang hati untuk mewakili kita jika kelak di akherat masuk ke neraka…!

wkwkwkwkk….

(°_<)

Posted from Kidule Omah

Selamat Siang. Ada yang bisa dibantu.?

Setelah mengantar istri ke lapak jualannya, pagi ini saya juga harus ke agen DAMRI mengambil paket seal penutup gelas plastik yang kami pesan dari  agen franchise teh Poci di Pontianak. Terpaksa harus menunggu beberapa saat, sekitar setengah jam karena mobil yang dititipi membawa barang kirimannya belum sampai.

Kemudian, setelah dari agen Bis DAMRI, saya sekalian ke BCA di Sui Durian untuk mengirimkan uang pembayaran pesanan tadi.
Baru saja saya masuk sudah disambut ,” Selamat siang, ada yang bisa dibantu.?” begitu sapanya dengan senyum ramah pula.
Belum sempat saya menjawab sapaannya ,kembali satpam tadi bilang,” Kalau mau transfer di lantai dua, Pak.” dia berusaha menjelaskan sambil mengiringi langkah saya dan mengambilkan nomor antrian.
Setelah mengucapkan terima kasih saya segera menuju lantai #2 dan kembali disambut satpam lainnya dengan sapaan yang sama,”Selamat siang, ada yang bisa dibantu..?”
Awalnya saya anggap sebagai hal biasa, saya tersenyum dan tanya sedikit keperluan saya.Pak satpam ini menjelaskan dengan singkat dan dengan ramah pula dia menunjukkan tempat dimana saya bisa mengambil slip.

Saya dapat antrian ke -41 untuk menemui Customer Service /CS. uufth.!. Sementara di belakang saya antrian makin bertambah. Untunglah hanya tinggal beberapa orang saja yang antri sebelum saya. Saya mendengar CS memanggil, “Nomer tiga puluh.!”
Sedikit lega, berarti nggak harus menunggu terlalu lama lagi.
Saya duduk di dekat Pak Satpam tadi.

Puluhan orang turun naik, maksud saya keluar masuk dengan berbagai keperluan. Saya jadi mengamati orang – orang yang keluar masuk dan pak Satpam tadi. Pak Satpam masih saja ramah dan menyapa semua orang dengan kalimat yang sama. “Selamat siang, ada yang bisa dibantu..?”

Setelah keperluan selesai saya bergegas melangkah turun ke lantai 1 dan pak Satpam tadi kembali menyapa dengan ucapan terima kasih.
Sesampainya di pintu keluar kembali sapaan ramah dari pak Satpam pertama yang bertugas di lantai bawah. Dengan sigap pula dia membukakan pintu, tak lupa ucapan terima kasih kembali saya terima. Dan lagi – lagi saya hanya tersenyum sambil melangkah keluar.

Yang menarik ketika saya memperhatikan pak satpam tadi, ternyata tanggapan orang – orang berbeda – beda dengan sapaan ramah pak satpam. Ada yang tersenyum ramah sambil memberi isyarat kalau dia sudah biasa ke bank tersebut, untuk menabung atau keperluan lainnya, ada juga yang melengos berlalu begitu saja menganggap sepi sapaan pak Satpam tadi, ada juga yang bertanya ini – itu..
Meskipun begitu, pak Satpam ini tetap ramah ke semua orang, sikap sebagian orang yang kurang mengenakkan itu sepertinya tidak memberi pengaruh dan efek berarti baginya.Dia tetap menyapa ramah.

Ya, kita semua juga tahu kalau dia sudah dilatih untuk menghadapi sikap konsumen seperti itu, sebagai bagian dari profesionalisme. Bukan begitu..?? Tapi kita juga menyadari, lebih tepatnya memahami dan mengerti bahwa bersikap demikian ( seperti kedua pak satpam tadi) bukanlah hal mudah dilakukan. Mereka, maksud saya kedua pak satpam tadi juga manusia lho..seperti kita.
Saya jadi berpikir, bagaimana sikap saya tadi. Jangan – jangan keramahan yang saya berikan tidak cukup setimpal kepada pak Satpam itu, seperti yang dia berikan kepada saya. Bagaimana pula dengan sikap saya kepada orang – orang lain…?????????????????????????????

18 Februari 2014

Posted from Kidule Omah

Bebasan Lan Sanepan Boso Jowo

Peribahasa dan pepatah Jawa.

Adhang-adhang tetese embun : njagakake barang mung sak oleh-olehe.
Maksudnya : Biar sedikit asal dapat, daripada tidak dapat sama sekali

Adigang, adigung, adiguna : ngendelake kekuwatane, kaluhurane lan kepinterane.
Maksudnya : Sok berkuasa, sok besar, sok sakti atau sok pintar

Aji godhong garing :
wis ora ana ajine / asor banget .
Maksudnya : Tidak berharga lagi

Ana catur mungkur : ora gelem ngrungokake rerasan kang ora becik .
Maksudnya : Tidak suka mendengarkan omongan yang tidak baik

Ana gula ana semut : papan
sing akeh rejekine, mesti akeh sing nekani.
Maksudnya : Ada gula ada semut

Anak polah bapa kepradah :
tingkah polahe anak dadi tanggungjawabe wong tuwa.
Maksudnya : tingkah laku seorang anak menjadi tanggung jawab orang tua

Angon ulat ngumbar tangan :ngulatake kahanan menawa kalimpe banjur dicolong .
Maksudnya : melihat situasi mencari kelengahan untuk berbuat jahat/ lengah sedikit langsung sikat

Arep jamure emoh watange :
gelem kepenake ora gelem rekasane .
Maksudnya : Mau enaknya doang

Asu gedhe menang kerahe :
wong kang dhuwur pangkate mesti bae gede panguwasane.
Maksudnya : Orang yang berpangkat tinggi dan berkuasa

Asu marani gebuk : njarak marani bebaya .
Maksudnya : sengaja mendatangi bahaya

Banyu pinerang ora bakal
pedhot : pasulayan sedulur ora bakal medhotake sedulurane .
Maksudnya : Perselisihan antar saudara tidak akan memutuskan tali persaudaraan/kekeluargaan

Bathok bolu isi madu  : wong asor nanging sugih kepinteran .
Maksudnya : Orang yang biasa – biasa saja tetapi banyak ilmu pengetahuan

Bebek mungsuh mliwis : wong pinter mungsuh wong kang podho pintere .
Maksudnya : Berhadapan dengan orang yang sama – sama pintar

Becik ketitik ala ketara : becik
lan ala bakal konangan ing tembe mburine .
Maksudnya : Salah atau benar/baik atau jahat pasti akan ketahuan/terbukti juga.

Beras wutah arang bali menyang takere : barang kang wis owah ora bakal bali kaya maune .
Makaudnya : Yang sudah rusak tidak akan kembali seperti semula

Bubuk oleh leng : wong duwe niyat ala oleh dalan .
Maksudnya : Orang yang punya jahat malah dapat jalan/kesempatan

Mburu uceng kelangan dheleg : golek barang sepele malah kelangan barang luwih gedhe.
Maksudnya : Mengejar yang sepele/kecil malah kehilangan yang lebih besar

Carang canthel : ora diajak
guneman nanging melu-melu ngrembug.
Maksudnya : Suka nimbrung obrolan orang lain meski nggak dimintai pendapat

Cebol nggayuh lintang :
kekarepan kang ora mokal bisa kelakon .
Maksudnya : Mengharap sesuatu yang mustahil. Semakna dengan Pungguk merindukan bulan

Cecak nguntal cagak : gegayuhan kang ora imbang karo kekuwatane .
Maksudnya :Cita – cita/keinginan yang tidak sesuai kemampuan

Cedhak celeng boloten (gupak
lendhut), cedhak kebo gupak : cedhak karo wong ala bakal katut ala .
Maksudnya : Bergaul dengan orang jahat/berkelakuan buruk akan ikut terbawa-bawa buruk pula

Dadiya banyu emoh nyawuk,
dadiya godhong emoh nyuwek,
dadiyo suket emoh nyenggut :
wis ora gelem nyanak / emoh sapa aruh .
Maksudnya : Tidak mau bertegur sapa/tidak kenal saudara (keluarga) lagi

Dandhang diunekake kuntul, kuntul diunekake dandhang :
ala dianggep becik, becik dianggep ala.
Maksudnya : Buruk dianggap baik, yang baik dianggap buruk.

Desa mawa cara, negara mawa
tata : saben panggonan duwe cara utawa adat dhewe – dhewe .
Maksudnya :Tiap daerah punya adat istiadat masing – masing

Diwenehi ati ngrogoh
rempela : diwenehi sithik ora
trima, malah njaluk sing akeh.
Maksudnya :Tidak tahu berterima kasih, dikasih hati minta jantung

Ayo, konco – konco, sopo sing arep nambahi bebasan lan sanepan boso jowo liyane..??
Ayo, teman – teman, siapa yang ingin menambahkan peribahasa dan pepatah bahasa Jawa lainnya..??